Disintegrasi Bangsa: Bagaimana Bisa Terjadi?

Tidak mudah bagi suatu perkumpulan manusia di suatu tempat tertentu bisa disebut sebaga sebuah negara. Selain pengakuan, setidaknya ada 3 syarat penting lagi yang harus dimiliki agar negara tersebut bisa dikatakan ada, antara lain: rakyat, wilayah, dan pemerintah yang berdaulat. Artinya, untuk menjadi sebuah negara harus ada suatu perkumpulan manusia di suatu tempat tertentu yang memiliki tujuan dan pandangan serta aturan bersama yang kemudian direpresentasikan dalam bentuk pemerintah yang berdaulat.

Yang menjadi menarik disini adalah orang-orang yang berdiam dalam suatu wilayah negara tersebut tentu lah memiliki karakter, tujuan, identitas yang berbeda. Namun justru diatas perbedaan-perbedaan tersbeut mereka berikrar untuk hidup berdampingan dengan tujuan yang sama, sehingga pada akhirnya suatu negara tersebut bisa disebut sebagai suatu bangsa. Tentu mereka punya alat pemersatu yang terkadang direpresentasikan berupa melalui dasar negara, konstitusi, maupun yang lain. Di Indonesia sendiri, alat pemersatu tersebut direpresentasikan dalam Pancasila, yang mana Pancasila tersebut didesain sedemikian rupa yang mewakili seluruh pandangan masyarakat Indonesia yang beragam. Namun, saat kita melihat kebelakang mulai dari Indonesia merdeka hingga kini mengapa justru kita temui beberapa konflik yang mengarah pada perpecahan?

Memang sebuah kebijakan atau aturan yang disepakati bersama oleh suatu negara tak selamanya akan memuaskan seluruh lapisan masyarakat yang berbeda-beda tersebut. Namun, ketika seluruh lapisan masyarakat telah berkomitmen untuk bersama-sama tinggal dan berdampingan, lalu mengapa konflik-konflik perpecahan itu tetap terjadi?

Ada beberapa faktor mengapa sutau negara mengalami konflik disintegrasi. Pertama, demografi. Jumlah penduduk yang besar yang tidak diimbangi dengan sempitnya lahan perekonomian dan buruknya kualitas pendidikan, kesmeua itu mengakibatkan bertambah tingginya angka kemiskinan. Keadaan tersebut mempermudah bagi suatu golongan elite tertentu untuk mempengaruhi masyarakat agar berkonflik demi kepentingannya sendiri.

Selanjutnya adalah ideologi. Meskipun disuatu negara sudah memiliki alat pemersatu namun tak semuanya melakukan penghayatan maupun pengamalan terhadap ideologi tersebut. Ada kelompok-kelompok tertentu yang punya pemahaman-pemhaman tersendiri yang menurut mereka lebih baik dan melakukan pergerakan massif untuk mengubah sesuai dengan apa yang mereka kehendaki. Kemudian, ada konflik politik. Banyaknya permasalahan pemerintahan yang terjadi di suatu negara baik itu berupa kebijakan Pemerintah maupun yang lain yang tak kunjung terselesaikan juga membawa potensi terjadinya disintegrasi.

Masalah selanjutnya adalah terkait sosial budaya. Suatu negara terlebih jika negara tersebut merupakan negara multicultural pasti memiliki tingkat kepekaan yang tinggi, yang mana hal tersbeut justru menimbulkan problem etnis kultural. Terlebih lagi, apabila sudah menyangkut isu SARA. Yang terakhir adalah permasalahan ekonomi. Terjadinya krisis moneter, ditambah lagi banyaknya pejabat negara yang melakukan KKN turut memercikkan konflik yang berpotensi pada terjadinya disintegrasi.

Melihat realita-realita diatas terkait bagaimana suatu bangsa bisa mengalami disintegrasi sekalipun semua hal-hal kenegaraan maupun kebangsaan sudah diatur sedemikian rupa agar bisa adil mewakili seluruh harapan maupun pandangan masyarakat yang berbeda-beda, maka menjadi penting bagi kita untuk melakukan instropeksi kemudian memberi solusi agar konflik-konflik tersebut bisa teratasi. Memang tidak akan mudah namun akan menjadi ringan jika kita lakukan bersama. Sebab bagaimana pun tugas mempertahankan persatuan dan kesatuan adalah tanggung jawab kita bersama.

Oleh: Nurun Nujum A.